Cerita Fiktif Tenatang Rama dan Sinta. Seorang gadis berwajah sedih duduk sendirian di bangku taman. Di sampingnya terdapat sebuah kotak berukuran sedang. Gadis itu duduk sendirian melamun. Seorang perempuan muda berumur 23 tahun yang sudah lama tidak pernah mempercayai cinta, kecuali cinta dari ayah ibunya. Seorang pemuda sekitar berumur 26 tahun memandangi gadis itu lalu mendekati dan duduk di sampingnya. Kehadiran pemuda itu tidak berpengaruh apa-apa pada si gadis karna dia tetap duduk diam melamun di tempatnya.
"Sendirian di hari secerah ini memang menyebalkan" ujar si pemuda. Gadis itu tersentak tetapi tetap tersenyum tenang ke arah si pemuda. Gadis itu cantik memperlihatkan sederet giginya yang rapi, kulit wajahnya yang mulus berwarna kuning langsat dan mata coklatnya yang sedikit sipit.
"Ya, dan lebih menyebalkan ketika tidak ada yang bisa kau ajak berbagi masalahmu" kata si gadis.
"Memangnya tidak ada sahabat yang bisa kau ajak berbagi ?"
"Sahabat terbaikku sudah pergi" gadis itu tersenyum tapi kali ini deretan gigi putihnya tersembunyi dibalik bibirnya.
"Maaf, aku tidak sengaja membuatmu sedih"
"Oh tidak! Bukan pergi itu maksudku" kata si gadis "dia sudah pergi ke kota lain, ikut suaminya"
"Begitu rupanya. Dan apakah kamu disini juga menunggu suamimu ?"
Gadis itu menggeleng, wajahnya terlihat semakin sedih.
Si pemuda melihat kesedihan menggantung di wajah cantik perempuan di sebelahnya, akhirnya berkata "mungkin kamu bisa berbagi dengan orang asing sepertiku agar kesedihanmu bisa berkurang"
"Apa kamu percaya cinta ?" pertanyaan si gadis tersebut membuat kening si pemuda berkerut lalu menjawab dengan mantap.
"Tentu saja. Aku bahkan percaya cinta pada pandangan pertama" jawab si pemuda, menyadari jantungnya berdegup lebih kencang.
"Naif" ucap si gadis tenang.
"Apa?"
"Cinta itu naif"
"Kenapa ?"
Tapi si gadis tidak menjawab. "Oke kalau begitu apa masalahmu sampai kamu bisa bilang cinta itu naif"
Si gadis mengedikkan bahunya cuek dan menjawab "pengalaman"
"Pengalaman seperti apa yang membuatmu berkata cinta itu naif ?"
"Pengalaman menyakitkan seorang gadis tentu saja. Kamu mau tahu alasan mengapa aku tidak mempercayai cinta ?"
"Aku mau tau, kalau kamu tidak keberatan menceritakannya"
***
Tidak pernah dia merasa serapuh ini. Patah hatinya yang pertama kali oleh seorang cowok yang dia cintai untuk pertama kali juga. Cowok itu meninggalkannya untuk cewek lain yang lebih cantik dan lebih (mungkin) menyenangkan dari dirinya. Hatinya yang baru pertama kali patah, terpuruk kesakitan, membuat si pemilik hati pun terpuruk.
Tapi tidak perlu terlalu lama, dia seorang gadis cantik yang ceria sebetulnya. Beberapa cowok mendekatinya, bahkan mantan kekasihnya yang kemarin mencampakkannya untuk cewek lain datang lagi kepadanya meminta untuk diberi kesempatan lagi. Tapi akhirnya dia menetapkan pilihannya untuk cowok bernama Ares.
Ares bukan cowok tampan, tapi entah mengapa dia berhasil menaklukan hati gadis itu dengan sempurna tunduk, sekali menjentikkan jari. Gadis itu begitu menyayanginya, menuruti segala keinginannya, apapun walaupun itu menyakiti hatinya sendiri. Beberapa kali Ares ketahuan selingkuh tapi selalu dia maafkan. Seringkali Ares marah kepadanya hanya karena hal kecil, membuat air mata gadis itu jatuh tapi hanya dengan sekali permintaan maaf akhirnya hatinya kembali luluh untuk Ares. Sampai pada akhirnya ketika sekali lagi Ares ketahuan selingkuh, dengan tenangnya Ares meminta maaf berpikir kesalahannya akan dimaafkan lagi, tapi kali ini dia salah. Tembok kesabaran gadis itu runtuh sudah dan dia meminta perpisahan.
Sama seperti sebelumnya, tak perlu menunggu lama untuk gadis itu jatuh cinta lagi, hanya perlu satu bulan untuknya jatuh cinta kepada Dionysus, selalu dipanggil dengan nama kecilnya Ony. Cowok itu begitu mengagumkan. Tampan, baik hati, pengertian. Seperti paket lengkap yang selama ini gadis itu cari. Ony selalu membuatnya jatuh cinta setiap hari. Bulan-bulan dipenuhi bunga-bunga cinta dari dua insan ini. Tapi sebuah kesalahan membuat hubungan indah ini berakhir. Sebuah kesalahpahaman ketika Ony tidak menghubunginya selama seminggu karna urusan pekerjaan dan membuat gadis itu kesal dan akhirnya melontarkan kata-kata perpisahan. Terlepaslah dari genggaman seorang cowok paket lengkap ini.
Beberapa bulan gadis itu bersedih, hingga memotong pendek rambutnya. Menyesali perbuatan bodohnya berbulan-bulan bahkan hampir setahun ketika akhirnya dia menemukan fakta bahwa Dionysus ternyata selama ini masih mencintai mantannya. Ony baik dan perhatian kepadanya, tapi tetap tidak ada yang menggantikan tempat mantan kekasih Ony dihatinya, sekalipun gadis itu berusaha keras. Akhirnya gadis itu memilih mundur dan mencoba membuka hati untuk laki-laki lain.
Ada beberapa laki-laki yang mendekatinya di kampus, tapi pada akhirnya kembali dia memilih seseorang bernama Hermes. Hermes adalah seniornya di kampus, satu jurusan dengannya. Hermes tidak tampan, dan cenderung cuek tapi justru itulah yang membuat gadis itu memilihnya, dia merasa nyaman ketika bersama Hermes. Tapi kenyamanan itu menghilang sedikit demi sedikit ketika mereka mulai memasuki masa pacaran. Hermes yang cuek, Hermes yang tidak pernah mengatakan apa yang dia inginkan, Hermes yang sulit ditebak, Hermes yang perasaannya mudah berubah dan mereka berdua yang sama-sama egois membuat hubungan itu pun akhirnya berakhir. Setelah putus, Hermes bahkan sempat mengatakan bahwa dia tidak tahan bersama dengan gadis rumahan seperti dirinya yang tidak di izinkan ini itu oleh orangtuanya.
Hal itu menamparnya, membuat gadis itu mengubah pola pikirnya tentang cinta terhadap lawan jenis. Tak pernah ada seorangpun yang mencintai dia apa adanya kecuali kedua orangtuanya. Dia selalu mencintai pasangannya dengan setulus hati, tapi tak pernah mendapatkan balasan yang setimpal dari mereka semua. Tidak. Dia tidak mau jatuh cinta lagi. Dia sudah cukup dengan cinta. Dia tidak mempercayai cinta.
Ketika teman-temannya, sahabat terdekatnya menikah dia hanya tersenyum, turut bahagia melihat mereka tapi dia tidak pernah mau lagi membuka hati untuk siapapun. Semua lelaki yang pernah dia cintai mengkhianatinya, memberinya cinta palsu yang diobral kemana-mana.
Sampai ketika dia sudah cukup umur untuk menikah, orangtuanya pun terus bertanya dan memintanya mencari pasangan. Permintaan yang hanya dia jawab dengan diam.
***
"Itu semua nama asli nama mantan pacar kamu ?" tanya si pemuda ketika gadis itu selesai bercerita, kali ini tidak lagi mereka menggunakan bahasa baku.
"Iyalah. Emangnya kenapa ?"
Pemuda itu tertawa "kamu ga sadar ya ?"
"Sadar apaan ?" tanya si gadis heran.
"Semua nama mantan pacar kamu tuh nama dewa-dewa yunani"
"Trus kenapa kalo nama mereka nama dewa yunani ?"
"Menurut mitos sih dewa dewi yunani itu banyak anaknya, dan dari pasangan yang berbeda. Itu artinya mereka kurang setia sama satu pasangan kan ?"
"Sama kaya mereka ? Mantan pacar aku ?"
"Exactly!"
"Tapi tetep aja" ujar si gadis putus asa.
"Jangan gitu, pengalaman buruk bakal bikin kamu lebih kuat. Buat diri kamu jadi lebih kuat, kamu nolak mempercayai cinta itu sama aja kaya nunjukin bahwa kamu itu lemah. Aku yakin kamu bukan perempuan lemah. Cinta bakal datang kalo kamu mau membuka hati dan mencari di sekitar kamu"
Gadis itu hanya tersenyum mendengarnya.
"Oh iya kotak ini isinya apa ?" tanya si pemuda lagi.
"Barang-barang dari mantan-mantan aku. Mau aku buang atau aku kasiin entahlah, pokoknya gamau aku simpen lagi"
"Isinya apa ?"
"Kebanyakan sih boneka, ada beberapa baju juga"
"Bisa kamu sumbangin ke panti asuhan di sebrang sana" pemuda itu menunjuk panti asuhan di sebrang taman "banyak anak perempuan yang pasti bakal seneng dapet boneka sama baju baru" katanya.
"Oke deh aku mau kesana dulu. Makasih yah" gadis itu bangkit dari duduknya.
"Bisa kita ketemu lagi?" tanya si pemuda.
"Mungkin" gadis itu tersenyum mulai berjalan menjauh. Si pemuda tersenyum memandang gadis itu dari jauh sampai dia ingat, dia belum tahu namanya "Siapa nama kamu ?!" Teriak si pemuda, tapi gadis itu hanya menoleh dan tertawa.
***
Pertemuannya akhir pekan kemarin dengan pemuda itu membuat semangat si gadis kembali lagi. Hari ini dia ada wawancara kerja dengan sebuah perusahaan. Dia akan memulai hidup baru dan membuka hatinya lagi.
Gadis itu gugup bukan main terutama ketika namanya dipanggil lalu dia memasuki ruangan yang akan menjadi atasannya apabila dia diterima bekerja disini. Seorang pria, masih muda, memakai kemeja dan dasi dan sepertinya tampan karna dia menunduk membaca CV gadis itu.
"Jadi nama anda Shinta ?" Untuk pertama kalinya pria itu mengangkat kepalanya, memperlihatkan wajahnya yang dikenali Shinta. Shinta terkejut, begitupun pria itu lalu mereka berdua tertawa.
"Jadi Shinta, kenapa kamu tidak menjawab ketika kemarin saya tanya nama kamu ?" tanya si pemuda dengan formal sambil tersenyum.
"Saya hanya ingin bersikap misterius. Jadi siapa nama kamu kalo begitu ? Bukan nama dewa lagi kan ?" jawab Shinta dengan senyum.
Pemuda itu tertawa lalu mengulurkan tangannya "perkenalkan Shinta, nama saya Rama" ucapnya sambil tersenyum.
TAG : cerita fiksi | indonesia | sekolah | repost | moch rizky purnama
